Tari Tradisional
Banten - tradisikita.my.id. ~
Provinsi Banten yang terbentuk berdasarkan Undang Undang 23 Tahun 2000,
merupakan pemekaran dari Provinsi Jawa Barat. Dibidang Seni dan Budaya,
Provinsi Banten banyak kemiripan dengan provinsi Jawa Barat pada umumnya, namun
demikian seiring perkembangan Provinsi Banten, banyak kebudayaan yang muncul
menjadi ciri khas Provinsi yang saat ini dipimpin oleh Rano Karno. Salah satu
ciri khas kabudayaan dari Provinsi Banten ini adalah Tari Tradisionalnya.
Beberapa tarian tradisional dikembangkan oleh para koreografer dan seniman
Banten. Dan berikut ini adalah beberapa seni tari tradisional Banten yang bisa
Sobat ketahui tetap dari blog www.tradisikita.my.id
1. Tari Tradisional Banten - Tari Walijamaliha
Tari Walijamaliha adalah visualisasi perkenalan daerah Banten Yang sarat daya tarik, memiliki potensi alam berlimpah, bersejarah turunan kesultanan besar, serta memiliki derajat ketaatan agama yang tidak diragukan. Visualisasi Keragaman Budaya terdiri dari budaya Sunda, Jawa Serang, Etnis Cina, Arab dan India hidup berdampingan sebagai bukti kebersamaan dan kekompakan warganya dalam mambangun Banten.
Tari Walijamaliha sebagai tarian selamat datang dengan 6 adegan pokok adalah filosofis dari rukun iman terinspirasi dari bait-bait shalawat dalam kitab Barzanji. Tarian Walijamaliha ini digagas oleh Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah, SE pada saat menjabat sebagai Gubernur Banten dan Ibu Hj. Egi Djanuiswati M.Sc selaku Kadisbudpar Provinsi Banten, dan direalisasikan oleh seniman-seniman Banten yang telah ditunjuk.
Kata Walijamaliha sendiri berasal dari Bahasa Arab yang bermakna daerah yang memiliki kecantikan atau daya tarik. Adapun tarian ini dibawakan oleh penari wanita dengan gerak yang ceria serta mengenakan kostum religi, hal ini mencerminkan karakter masyarakat Banten yang terbuka, riang, ramah, hangat dan enerjik dalam suasana yang agamis.
2. Tari Tradisional Banten - Tari Grebeg Terbang
Gede
Tari Grebeg Terbang
Gede adalah merupakan tari kreasi yang masih bercirikan Tradisi,
yang berpijak pada kesenian Terbang Gede atau
Terbang Buhun dari Kota Serang dan dikolaborasikan dengan pencak silat khas
Banten.
Kata Grebeg sendiri diambil dari kosa kata bahasa Jawa Banten , yang memiliki arti dirempug, sebagai simbol dari masyarakat Banten yang religius, ramah, dan terbuka. Tarian Grebek Gerbang Gede dari Provinsi Banten ini merupakan salah satu tarian penyambutan bagi tamu agung yang berkunjung ke Provinsi Banten.
Kata Grebeg sendiri diambil dari kosa kata bahasa Jawa Banten , yang memiliki arti dirempug, sebagai simbol dari masyarakat Banten yang religius, ramah, dan terbuka. Tarian Grebek Gerbang Gede dari Provinsi Banten ini merupakan salah satu tarian penyambutan bagi tamu agung yang berkunjung ke Provinsi Banten.
3. Tari Tradisional Banten - Tari Bendrong Lesung
Tari Bendrong Lesung adalah
merupakan tari kreasi yang berpijak pada tradisi masyarakat Cilegon Banten
yaitu Bedrong Lesung. Bedrong Lesung awalnya merupakan tradisi masyarakat
Cilegon Banten dalam menyambut panen raya, akan tetapi seiring perkembangan
lahirlah tarian Bedrong Lesung yang ditampilkan pada acara - acara perkawinan
atau acara persemian.
Tarian ini menggunakan iringan musik tradisional dengan dipadukan suara lisung / lesung dari para penari.
Tarian ini menggunakan iringan musik tradisional dengan dipadukan suara lisung / lesung dari para penari.
4.
Tari Tradisional Banten - Tari Cokek
Tari
Cokek adalah sebuah tarian
tradisional dari daerah Tangerang Provinsi Banten yang dimainkan pertama kali sekitar
abad ke-19. Ketika itu, tarian ini diperkenalkan oleh Tan
Sio Kek, seorang tuan tanah Tionghoa di Tangerang yang sedang merayakan
pesta. Dalam perayaan pesta itu, Tan Sio Kek mengundang beberapa orang ternama
yang tinggal di Tangerang. Tan Sio Kek mengundang juga tiga orang musisi yang
berasal dari daratan Cina. Ketika itu, para musisi Cina hadir sambil membawa
beberapa buah alat musik dari negara asalnya.
Salah
satu alat musik yang mereka bawa yakni Rebab Dua Dawai. Atas permintaan Tan Sio
Kek, musisi itu kemudian memainkan alat musik yang mereka bawa dari daratan Cina.
Pada saat yang bersamaan, grup musik milik Tan Sio Kek juga memainkan beberapa
alat musik tradisional dari daerah Tangerang, seperti seruling, gong serta
kendang.
Lantunan nada dari perpaduan alat musik daratan
Cina dan Tangerang itu kemudian dikenal dengan nama musik Gambang Kromong.
Untuk meramaikan suasana pesta, Tan Sio Kek menghadirkan tiga orang wanita.
Sesuai permintaan Tan Sio Kek, mereka menari mengikuti alunan musik yang
dimainkan para musisi. Para tamu yang menghadiri pesta menyebut ketiga penari
itu Cokek. Konon, Cokek merupakan sebutan bagi anak buah Tan Sio Kek. Sejak saat
itulah, masyarakat Tangerang di provinsi Banten mulai mengenal nama tari Cokek.
5. Tari Tradisional Banten - Tari Bentang Banten
Tari Bentang Banten adalah
tari kreasi yang masih berpijak pada tradisi kebudayaan masyarakat Banten. Tari
Bentang Banten dikembangkan oleh Sanggar Wanda Banten yang dipimpin oleh Beni
Kusnandar S.Sn, M.Si dan istrinya Ibu Wiwin Purwinarti S.Sn.
Selain Tari Bentang Banten,
beberapa tarian yang juga lahir dari kreatifitas Sanggar Tari Wanda Banten
antara lain : Tari Ngerakse, Tari NGaji Diri, Tari Topeng Sembilan, Tari
Dzalailan, Tari Dzalail Panggung Jati, Tari Ngeratib, Tari Ahlan Wasahlan, Tari
Rampak Terbang Ciolang, Tari Ringkang Jawari, Debus dan masih banyak karya tari
lainnya.
sumber terkait dalam artikel ini, silahkan klik link di sini
No comments:
Post a Comment