Showing posts with label SENI DRAMA. Show all posts
Showing posts with label SENI DRAMA. Show all posts

Tips Menulis Novel

Mungkin para user sudah pernah baca apa itu cara menulis novel baik itu dari website-website yang lain maupun dari para blogger, yang ingin admin bagikan di sini hanya tips dari cara menulis novel tersebut.
Satu
Merangkul pembaca dengan memberikan paragraf konflik, di awal paragraf ini adalah cara yang paling ampuh memikat para pembaca.
Contoh :
“Tolong…, toloooong…..”
teriakan meminta tolong terdengar sangat keras dari arah samping dinding rumahku. Kami sekeluarga berhamburan keluar.
Apakah anda ikut mendengar terikan pada contoh diatas, dan menganggap bahwa kejadian itu benar-benar nyata?
Ya orang selalu suka dengan adanya konflik, jika anda pikirkan dengan mendetail, peristiwa apa yang mendatangkan orang berhamburan keluar rumah.
Ya bisa jadi diantaranya : perkelahian, kebakaran, kecelakaan dan lain-lain.
Orang suka berucap, sekiranya tidak terdapat konflik maka tidak akan ada cerita. Dan jika anda menyimpan konflik pada paragraf awal novel anda, maka anda akan memikat kuat ketertarikan pembaca.
Dua
Kembangkan kepribadian tokoh novel anda. Beri pembaca untuk melukiskan karakter dengan mendefinisikan performa, tingkah laku dan pemikiran tokoh-tokoh yang terdapat pada cerita. Saat dia berucap, ungkap karakternya.
Kita ambil contoh OVJ dari peran seorang Andre.
“Nung, bapak kamu dokter hati ya?” Tanya Andre merayu dengan nada lembut.
“kok, tau?”
“iya, soalnya hati ini gak bisa dari kamu.”
Nunung malu-malu. Andre telah melarutkan kebekuan dengan gombalan mautnya. Dia memang raja gombal.
Tiap orang dalam OVJ mempunyai kepribadian yang berlainan, Sule yang suka jahil dan paling berlebihan, Aziz yang gemar gagap dan selalu memerankan sebagai objek yang di siksa, Nunung yang mempunyai wajah gadis deso walaupun berperan sebagai tokoh cantik sekalipun, Parto orang tua yang mempunyai sifat kebapak-bapak-an dan sering difitnah mirip Ariel.
Begitu juga dalam menulis sifat tokoh novel, anda harus mendeskripsikan sifat karakter mereka satu-satu.
TIGA
Pilih sudut pandang  penulisan cerita dalam novel Anda. Anda bisa berperan menjadi orang pertama (protagonis) dengan kata ganti aku, saya, kami, kita.
Atau anda pakai sudut pandang orang ketiga. Dalam hal ini anda menjadi pengamat seperti menonton film. Kata ganti yang digunakan adalah ia, dia, mereka, -nya.
EMPAT
Buat dialog yang penuh arti. Tulis dialog yang penting-penting saja, yang ada tujuannya, yang langsung pada masalah, yang langsung menjelaskan, jangan berputar-putar, jangan bertele-tela, jangan hambar.
Contoh dialog dalam novel “Cinta di Dalam Gelas” karangan Andrea Hirata:
“Bisakah kawanmu itu mengajariku?”
“Maksud kakak?”
“Aku mau belajar main catur. Aku mau bertanding pada peringatan 17 Agustus nanti. Aku mau menantang Matarom.”
Kami terperangah.
Dialog dalam novel diatas langsung pada inti masalah. Maryamah minta diajari main catur. Ia ingin sekali mengalahkan Matarom.
LIMA
Tetapkan setting cerita dalam novel Anda. Ia mencakup waktu dan tempat. Setting waktu terdiri dari hari, tanggal, siang, malam, minggu, bulan, pagi, sore, tahun, dekade dan lain-lain.
Setting tempat dapat berupa lokasi seperti kota atau desa; keadaan lingkungan seperti bersih, kotor; suasana seperti ramai, lengang; cuaca seperti panas, dingin, dan lain-lain.
Deskripsikan setting yang penting saja yang mendukung pengembangan cerita novel Anda. Deskripsi harus MENARIK DUA ATAU LEBIH INDRA sehingga pembaca dapat ikut mengalami apa yang tokoh cerita alami.
Contoh:
Waktu: Tahun 700 Masehi
Tempat: Istana Kerajaan Majapahit. Di ujung tengah ruang terdapat singgasana raja berwarna keemasan; memiliki tangga naik; payung penaung; tempat duduk dayang dan para perdana menteri.
Untuk mudah memahami setting cerita novel yang baik dan menarik, bayangkan suatu setting panggung teater atau OVJ yang memiliki beberapa panggung. Setiap panggung memiliki backdrop atau latar panggung yang dihiasi gambar, perlengkapan dan pernak-pernik yang disesuaikan dengan adegan.
 
Berikut ini saya akan jelaskan empat tips umum tentang cara membuat novel yang bagus dan menarik untuk dibaca. Memang banyak sekali cara menciptakan novel yang bagus dan enak dibaca, namun dibawah ini saya hanya menerangkan tentang beberapa tips untuk penulis novel pemula yang sedang belajar menulis novel. Untuk lebih jelasnya silakan simak empat tips membuat novel berikut ini:

ENAM
Tulis apa yang Anda ketahui. Tulis pengalaman pribadi Anda. Itu adalah cara menulis novel yang baik. Tetapi jika Anda ingin menulis tentang sesuatu di luar pengalaman Anda, maka Anda harus mengerjakan lebih banyak PR.
Sebenarnya tidak masalah ketika Anda ingin menulis cerita yang diluar pengalaman Anda, namun Anda harus mengetahui dan cukup memahami tentang permasalahan tersebut. Misalnya Anda ingin membuat novel dengan latar belakang luar negeri, negara Turki misalnya, setidaknya Anda harus membaca hal-hal yang berkaitan tentang Turki. Apa makanan khasnya, bagaimana sejarah bangsanya, apa bahasanya, bagaimana gaya hidupnya, bagaimana tata krama yang lazim digunakan. Intinya Anda harus meriset kecil-kecilan tentang Turki.
Atau alangkah bagusnya Anda sengaja bertandang kesana untuk lebih meresapi lingkungan dan manusianya.
TUJUH
Jangan tulis semua yang Anda tahu. Tulislah setiap karakter sampai terlihat senyata mungkin. Sebab pembaca Anda tidak ingin membaca profil biografi lengkap dari setiap karakter. Tulislah secukupnya, sesuai dengan keperluan cerita saja.
DELAPAN
Jangan hanya menyebutkan tapi buatlah adegan. Misalnya Anda ingin menulis tentang rumah tangga yang bermasalah. Sang Ibu mengetahui sang bapak telah berselingkuh dengan wanita lain. Terjadilah pertengkaran hebat antara suami istri. Buatlah adegannya.
Pembaca Anda ingin melihat dan mendengar pertengkaran itu. Jangan hanya menyebutkan. Tampilkan kepada pembaca apa yang sang istri katakan. Dan apa jawaban suaminya. Tampilkan bahasa tubuh mereka. Tampilkan reaksi anak mereka yang menyaksikan pertengkaran itu. Tampilkan noda hitam di dinding setelah sang istri melempar gelas berisi kopi. Dan adegan lainnya.
Bila Anda membuat adegannya sehidup mungkin, maka Anda akan membuat pembaca Anda seolah sedang menonton sinetron atau film. Dan itu baik karena pembaca akan menyenangi novel Anda.
SEMBILAN
Tulislah ringkasan novel Anda dalam satu paragraf. Jika Anda merasakan kejanggalan dalam menulis ringkasan itu berarti ide-ide Anda belum cukup terfokus. Dan Anda harus menambahkan kekurangan itu.
Yups, demikian tips/ panduan umum tentang cara membuat novel yang bagus dan menarik, khususnya untuk pemula yang sedang belajar bagaimana cara membuat novel. Mudah-mudahan bermanfaat.
Bagi pembaca yang ingin latihan membuat novel, silakan pesan:  Video Tutorial Cara Cepat Menulis Novel Metode 2JT atau kalau mau ikut pelatihan menulis novel online silakan baca penawarannya di tulisan ini: Kursus Menulis Online


Sumber terkait admin ambil klik link di sini atau link di sini

Komika

Komika
Mungkin para user sudah pernah baca apa itu komika baik itu dari website-website yang lain maupun dari para blogger, yang ingin admin sampaikan di sini hanya kesimpulan dari semua makna, pengertian ataupun arti dari komika tersebut.
Komika menurut situs (wikipedia)
Lawakan tunggal atau komedi tunggal[1] (bahasa Inggris: Stand-up comedy, harfiah "komedi berdiri"), adalah salah satu genre profesi melawak yang pelawaknya (kadang disebut komika, bahasa Inggris: comic) membawakan lawakannya di atas panggung seorang diri, biasanya di depan pemirsa langsung, dengan cara bermonolog mengenai sesuatu topik. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut pelawak tunggal (bahasa Inggris: stand-up comedian), komik, atau komik berdiri (komik tunggal). Lawakan mereka biasanya direkam dan kemudian dijual menjadi melalui DVD, internet, atau televisi.
DASAR JOKE

Sebuah joke terdiri dari 2 bagian, yaitu Set Up dan Punch Line. Set Up adalah bagian pertama dari joke yang mempersiapkan tawa. Dibagian ini membuat agar penonton mengharapkan sesuatu. Sedangkan Punch Line adalah bagian kedua dari joke yang berisi tawa. Dibagian inilah harapan penonton pada Set Up dibelokkan agar tercipta tawa.
Contoh :
"Gue ga homo, cowok gue yang homo!" - Mongol
"Gue ga homo" adalah Set Up yang menunjukkan penolakan terhadap tuduhan bahwa Mongol adalah homo.
"Cowok gue yang homo" adalah Punch Line yang "ternyata" dia adalah homo.

TEKNIK - TEKNIK DALAM STAND UP COMEDY


One Liner

One Liner adalah bit singkat yang terdiri dari satu sampai tiga kalimat saja. Contoh di atas adalah termasuk one liner. One liner susah karena Set Up yang dihantarkan harus secepatnya memancing harapan penonton.

Contoh lain :
• Katanya Aa Gatot Brajamusti pernah main film misteri. Ada yang pernah nonton? sama, saya juga tidak pernah. Di situlah letak misterinya. – Pandji
• Selamat malam, gimana penampilan aku malam ini? udah kaya Bunda Dorce belom?.
- Babe

Call Back

Nah kalo call back itu adalah teknik yang menggunakan punch line pada bit-bit sebelumnya sebagai punch line pada bit sekarang. Sehingga contoh susunan penampilan stand up berbentuk seperti berikut:

Set up 1 – punch line 1, set up 2 – punch line 2, set up 3 – punch line.

Contoh call back yang digunakan oleh Ernest Prakasa:
• Bit 1: Sekarang era digital, dan menurut gue bohong lewat BBM atau SMS itu lebih gampang daripada bohong face to face. Salah satu kebohongan paling sering dilakukan orang bahkan cuma 3 huruf: “OTW”. Temen lo udah BBM lo dengan panik: “PING!!! Bro, dimana lo, gue udah sampe nih!”, trus lo bales: “OTW bro!”. Padahal baru bangun tidur, masi kriyep-kriyep sambil garuk-garuk biji.


• Bit 2: Kalo Tuhan punya twitter, ada yang minta folbek ga ya? Kalo iya, mungkin Tuhan akan jawab: “OK, tapi kita kopdar dulu ya”. Trus Tuhan twit ke @Malaikat_Pencabut_Nyawa: “Bro tolong dijemput bro”. Trus malaikatnya bales: “OTW bro!”.

Rule of Three


Sedangkan rule of three adalah teknik penggunaan tiga kalimat, dua kalimat awal digunakan sebagai set up, satu kalimat terakhir digunakan sebagai punch line. Contoh rule of three yang digunakan oleh Ryan Adriandhy:"Ngajarin Raditya Dika ngelawak itu kayak ngajarin Melly bikin lagu, ngajarin Deddy cara main sulap, atau ngajarin Syahrini cara bedakan." - Ryan

Set up 1: Ngajarin Raditya Dika ngelawak itu kayak ngajarin Melly bikin lagu.
Set up 2: Ngajarin Deddy cara main sulap.
Punch line: Atau ngajarin Syahrini cara bedakan.

Act Out

Act out adalah menunjukkan dengan gerakan. Act out sering digunakan dalam standup comedy karena mudah dan keberhasilan tinggi. Biasanya Act out sebagai punch nya.
Contoh :
• "Kalau laper jangan ngetweet, apa berharap tiba-tiba keluar makanan dari laptopnya" (kemudian menunjukkan gerakan makanan keluar dari laptop). – Lotts Bandicoot
• "Ada cowok keren cuy, pake handphone touch screen tapi pake ludah." (sambil memainkan screen hp dengan jari yang telah dibasahi ludah, seperti ketika menghitung uang). - Mongol

Impersonation


Impersonation adalah teknik peniruan tokoh, biasanya yang sudah terkenal. Peniruan bisa gaya bicara, gerak tubuh, dan kata-kata khasnya.


Contoh : Mudi Taylor impersonation Rhoma Irama.

• "Selamat malam, alhamdulillah, senang sekali, saya berada di sini. Rika masih ingatkah kau kepadaku? aku Rhoma. Tolol." - Mudi Taylor
• "Hay guuuuyysss!" - McDanny (Impersonate Ikang Fauzi).

Comparisons


Comparisons adalah penyampaian joke dengan melakukan pembandingan dua hal atau lebih. Contoh comparisons yang dilakukan oleh Boris Bokir:


"Ngeliat orang Batak dari cara manggil anaknya, kalo manggilnya “Nduk dalem nduk.”, bukan orang Batak itu. Ada lagi yang lain, yang modelnya sama kenceng, “Tooong!”, “Iye, Nyak.”, “Balik, Tong!”, “Ntar, Nyak!.”, “Sek to.”. Kalo orang Batak itu manggil anak singkat, padat, jelas, simpel “Boris masuk! Grrrr!”. - Boris Bokir

Riffing

Riffing adalah mengajak penonton untuk berinteraksi. Biasanya menjadikan penonton sebagai objek joke. Hati-hati menggunakan riffing karena sering gagal atau mungkin menyinggung perasaan penonton.
Contoh :
*pandji melihat penonton menggunakan kaos MU dengan nama Rooney* "Di belakangnya namanya Rooney, tapi kok di depan mukanya Runyam?" – Pandji

Gimmick

Gimmick adalah alat bantu atau hal lain di luar stand up comedy yang digunakan untuk joke. Biasanya sebagai punch line.
Contoh :
"Sekarang hiburan ga berkualitas, akhirnya hiburan sederhana jadi istimewa, seperti.." *kemudian gangnam style* - Regga Igarta

Heckler

Heckler adalah pengganggu dalam stand up. Heckler biasanya berteriak saat set up sedang dibawakan, meneriakkan punch line sebelum comic mengutarakannya, atau bahkan menyuruh comic untuk turun dengan kalimat “Huu... atau Turunnnn”. Heckler harus diatasi sehingga dia tidak mengganggu comic. Biasanya cara mengatasinya adalah menjadikannya bahan joke dengan sedikit menghina agar dia diam.
Contoh : 
"Tolong dong kalau habis boker disiram, ngambang nih dari tadi" *sambil nunjuk heckler* - Pandji

Sumber terkait silahkan klik link di sini

Sastra

Sastra
Mungkin para user sudah pernah baca apa itu sastra baik itu dari website-website yang lain maupun dari para blogger, yang ingin admin sampaikan di sini hanya kesimpulan dari semua makna, pengertian ataupun arti dari sastra tersebut.
Makna pertama tentang sastra admin ambil dari situs https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta sastra yang berarti teks yang mengandung “instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar sas yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Makna yang kedua admin ambil di situs https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/ ada berbagai macam pengertian di dalam situs ini yang pertama itu dari
Mursal Esten (1978 : 9)
menyatakan bahwa sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistic dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia.
Menurut Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya
Menurut Semi (1988 : 8)
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Sedangkan makna terakhir admin ambil dari situs http://www.artikelsiana.com/2015/04/pengertian-karya-sastra-ciri-ciri-fungsi-sastra.html# yang mengatakan pengertian sastra secara umum adalah suatu karya yang baik itu tulisan dan lisan.
Dari berbagai macam bentuk makna, pengertian, definisi dan arti diatas maka admin akan memberi kesimpulannya bahwa sastra adalah sebuah karya yang dirangkai melalui media tulisan dan lisan yang mempunyai sifat imajinatif atau artistik sehingga menghasilkan keindahan.
Adapun istilah sastra yang kemudian mengalami kemajuan. Kesusastraan tidak sekedar berbentuk tulisan saja, melainkan kesusastraan juga ada yang bersifat lisan. Karya semacam itu kita kenal dengan sastra lisan. Oleh karena itu, kini yang dinamakan dengan kesusastraan mencakup karya sastra lisan dan tertulis dengan ciri khasnya ada pada keindahan bahasanya.

1. Ciri-Ciri Karya Sastra - Sastra mempunyai keistimewaan yang dapat digolongkan atau dikatakan karya sastra. Ciri-ciri karya satra yaitu sebagai berikut...
  • Isinya mengilustrasikan manusia dengan berbagai persoalannya
  • Bahasanya yang indah atau berpola baik 
  • Gaya penyampaiannya luar biasa dan terkesan di hati pembacanya
2. Fungsi Karya Sastra - Dalam menciptakan sebuah karya sastra memiliki fungsi yang bertujuan bagi para pembaca dan pendengar. Fungsi karya sastra adalah sebagai berikut...
  • Fungsi rekreatif adalah memberikan kesangan atau hiburan bagi pembacanya 
  • Fungsi didaktfi adalah memberikan wawasan pengetahuan mengenai seluk-beluk kehidupan manusia bagi pembacanya
  • Fungsi estetis adalah sastra mampu memberikan keindahan pembacanya
  • Fungsi moralitas adalah memberikan pengetahuan bagi pembacanya mengenai moral yang baik dan buruk.
  • Fungsi religius adalah sastra menghadirkan karya yang didalamnya mengandung ajaran agama yang diteladani oleh pembacanya. 

Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
·         Novel
·         Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
·         Syair
·         Pantun
·         Sandiwara/drama

·         Lukisan/kaligrafi

Proses Dubbing

Pengertian Proses Dubbing
Mungkin para user sudah pernah baca apa itu proses dubbing baik itu dari website-website yang lain maupun dari para blogger, yang ingin admin sampaikan di sini hanya kesimpulan dari semua makna, pengertian ataupun arti dari proses dubbing tersebut.
Arti yang pertama admin ambill dari http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-dubbing/ situs itu menyatakan bahwa dubbing adalah mengganti audio atau suara dari bahasa sumber dengan bahasa sasaran, kerap kali dikenal dengan sebutan sulih suara. (Abbas : 2008)
Masih diambil dari situs yang sama admin ambil pengertian dari dubbing adalah suatu proses suara pada suatu tayangan video baik itu film, drama, kartun dan sejenisnya dengan karakter suara yang khas pada tokoh-tokoh film dengan menggunakan teknik vocal yang berbeda-beda pula (Muriyono : 1997)
Pengertian yang lainnya admin masih ambil dari situs yang sama adalah proses merubah tayang berbahasa asing menjadi berbahasa Indonesia yang dilakukan oleh dubber. Sedangkan pengertian dubber adalah orang-orang yang melakukan kegiatan sulih suara (pengisian suara) dengan menggunakan vokal atau suara yang khas dan unik (Ivon Rose : 2000)
Menurut situs https://id.wikipedia.org/wiki/Pengalihan_suara menyatakan bahwa dalam bidang perfilman, pengalihan suara (dubbing atau looping) merupakan proses merekam atau menggantikan suara untuk suatu tokoh karakter. Istilah ini paling kerap digunakan untuk merujuk kepada suara-suara yang direkam yang bukan pemain asli dan bertutur dalam bahasa yang berlainan dengan pemain asli tersebut.
Pengertian terakhir admin ambil dari situs http://ismadelanilyana.blogspot.co.id/2012/07/dubbing.html#.WD2hFbJ97IU yang mengatakan bahwa dubbing itu adalah teknik mengubah suara aktor dan aktris yang berperan dalam sebuah film ke dalam bahasa lain.
Dari ketiga sumber diatas maka admin sudah bisa menyimpulkan bahwa dubbing adalah suatu proses pengaliahan suara di suatu tayangan video baik itu film, drama, kartun dan sejenisnya kedalam bahasa lain, dengan menggunakan teknik vokal supaya menghasilkan suara yang khas dan unik.
Dubbing menurut teori lazimnya dapat di artikan pengalihan suara. Genapnya ia dapat dideskripsikan laksana proses merekam suara orang lain untuk mengisi atau menggantikan suara dari karakter tertentu dalam sebuah pementasan. Manfaat dubbing ini biasa diakukan untuk mencocokkan percakapan yang terdapat pada film dengan bahasa yang dapat lebih mudah diterima oleh penonton yang menyaksikannya.
Contoh dubbing dalam video di Indonesia banyak kita jumpai pada film-film kartun, film drama korea, telenovela, film india, dsb.
Strategi beberapa penggunaan proses dubbing ini berlainan di setiap Negara. Di Negara-negara Eropa, misalnya Spanyol, Jerman, Perancis dan italia memasang sistem dubbing penuh untuk segala bentuk jenis film yang ditayangkan di setiap bioskop atau televisi. Tidak jarang judul film juga turut diterjemahkan ke bahasa setempat biar para pemirsa dapat lebih mudah mengasumsikan arti dari film tersebut. Disekitar Negara Asia misalnya China, Iran dan Jepang juga memasang system dubbing seperti ini. Seluruh film dari luar negeri mereka dubbing terlebih dahulu ke dalam bahasa resmi masing-masing sebelum ditayangkan di bioskop dan saluran televise nasional.
Adapun di Indonesia, dubbing hanya dilakukan untuk penayangan film yang dilakukan di saluran televisi. Itupun hanya berlaku pada beberapa jenis film keluarga dan anak-anak. Umumnya saluran televisi nasional lebih memilih untuk menayangkan teks terjemahan percakapan di bagian bawah layar dengan tidak mengubah bentuk suara asli tokoh sama sekali. Beberapa hal juga dipasangkan di Negara-negara Asia Tenggara lainnya misalnya Malasya, Vietnam dah Thailand. Di duga hal ini sengaja di gunakan supaya watak yang ingin di bawakan karakter tersebut lewat suara tidak hilang dan penonton masih dapat mengerti isi dari setiap percakapan yang dilakukan. 

Seni Peran

      A. Pengertian Seni peran
Mungkin para user sudah pernah baca apa itu seni peran baik itu dari website-website yang lain maupun dari para blogger, yang ingin admin sampaikan di sini hanya kesimpulan dari semua makna, pengertian ataupun arti dari seni peran tersebut.
Makna yang pertama admin ambil itu dari salah satu kutipan dari seorang Konsultan Akting, yang menyatakan bahwa seni peran adalah “ SEGENAP AKTIVITAS, BAIK LAHIR MAUPUN BATIN YANG DILAKUKAN OLEH SEORANG AKTOR DI ATAS PENTAS UNTUK MENGHIDUPKAN TOKOH PERANANNYA SESUAI DENGAN JALANNYA CERITERA”
Pengertian yang kedua admin ambil dari http://itcentergarut.blogspot.co.id/2011/08/pengertian-seni-peran.html yang mengatakan bahwasanya seni peran adalah salah satu cabang yang khusus mempelajari tehnik menciptakan dan memainkan peran (berakting) sebagai seorang tokoh tertentu baik di atas pentas (panggung) maupun dalam sebuah film.
Kesimpulan dari admin seni peran ialah salah satu cabang yang khusus yang mempelajari tentang segenap aktivitas, baik lahir maupun batin yang dilakukan oleh seorang actor untuk menghidupkan tokoh peranannya sesuai dengan jalan ceritanya, baik itu di atas pentas (panggung) maupun dalam sebuah film.
B. Sejarah Seni Peran
Menurut RMA. Harymawan, bahwa di Indonesia terdapat sejarah naskah dan pentas, antara lain:
1. Sebelum Abad ke-20
Tak ada naskah dan pentas. Yang ada ialah naskah-naskah cerita rakyat dan kisah-kisah yang turun-temurun disampaikan secara lisan oleh ayah kepada anak. Drama-drama rakyat, istana, keagamaan, di arena, di bawah atap atau lapangan terbuka
2. Permulaan Abad ke-20
Karena pengaruh drama barat dan cara pemanggungannya (staging), timbul bentuk-bentuk drama baru: komedi stambul/ istana/ bangsawan, tonil opera, wyang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain. Tidak menggunakan naskah (improvisatoris), tetapi menggunakan pentas: panggungnya berbingkai
3. Zaman Pujangga Baru
Muncul naskah drama asli yang dipakai oleh pementasan amatir. Rombongan professional tidak menggunakannya.
4. Zaman Jepang
Sensor Sendebu sangat keras, diharuskan menggunakan naskah. Rombongan professional terpaksa belajar membaca. Perkumpulan amatir tidak kaget karena terdiri atas kaum terpelajar. Bagi para professional merupakan kemajuan, namun sayang karena keinsyafan.
5. Zaman Kini
Rombongan professional membuang naskah kembali. Organisasi amatir setia pada naskah, sayang sering mengabaikan pengarang, penyadur atau penyalinnya.
Setelah kemerdekaan, muncul dimana-mana di seluruh pelosok tanah air perkumpulan drama amatir, baik itu kaum awam, setengah awam, maupun ahli. Sedangkan masalah mengenai drma akan berkisar pada hal-hal berikut: pertama, naskah. Pementasan yang berulang-ulang dirasa kurang adanya senthan repertoar asing. Maka naskah ditambah dengan bumbu repertoar asing dalam proses salinan dan saduran. Kedua, pemain: banyak pementasan yang mengalami kegagalan. Karena kurangnya latihan ataupun hanya ingin jual tampang plus minimnya usia dan pengalaman, menjadi hambatan bagi pementasan. Ketiga, stage: di Indonesia telah bermunculan pelbagai gedung-gedung pertunjukan. Di sini peran dari tempat teater akan menentukan watak pertunjukan itu sendiri. Keempat, penonton: masyarakat cukup mempunyai minat. Hal ini yang mendorong munculnya berbagai perkumpulan drama.
Sedangkan untuk bentuk-bentuk teater, antara lain:
Yang lahir dalam lingkungan desa: kegiatannya yang terikat erat oleh persoalan kehidupan sehari-hari dalam desa, yaitu adat dan agama. Contoh: pada kehidupan teater Bali.
Yang lahir di Keraton: pertunjukan dilakukan pada upacara-upacara tertentu dan para pelakunya adalah keluarga bangsawan.
Yang tumbuh di kota-kota: ia lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya kelompok-kelompok baru dalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru.
Yang diberi predikat madern atau kontemporer: ia menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe namun sebagai individu.
C.  Pembagian Seni Peran
Kalau kita membagi berdasarkan latar belakangnya, kita bisa seni peran ini menjadi dua bagian, yaitu seni peran tradisional dan seni peran modern.
1. Seni Peran Tradisional
Bangsa Indonesia termasuk bangsa yang kaya dengan beragam jenis seni peran. Hampir setiap daerah memiliki jenis seni peran tersendiri, yang unik dan khas. Seni peran tradisional bisa dikatakan sebagai bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur geografis masing-masing daerah.
Biasanya pementasan dilaksanakan di panggung yang sifatnya terbuka, seperti lapangan atau halaman rumah. Dan umumnya pementasan itu cukup sederhana. Bahkan dari segi ceritanya biasanya cerita yang dimainkan bersifat turun temurun, dan ada lakon serta pakem tertentu.
Di antaranya seni peran yang banyak berkembang secara tradisional di negeri kita adalah :
§ Ketoprak dari Yogyakarta
§ Ludruk dari Surabaya
§ Wayang Orang dari Jawa Tengah/Yogyakarta
§ Lenong dan Topeng Blantik dari Betawi
§ Mamanda dan Wayang Gong dari Kalimantan Selatan
§ Mak Yong dan Mendu dari Riau
§ Masres dari Indramayu
§ Randai dari Sumatera Barat
§ Dulmulk dari Sumatera Selatan
§ Bangsawan dari Sumatera Utara
§ Anak Ari dari Nusa Tenggara
§ Arya Barong Kecak dari Bali
2. Seni Peran Modern
Ciri dari seni peran modern adalah adalah cerita yang bahannya dari kejadian-kejadian sehari-hari, atau karya sastra, yang dikemas sedemikian rupa dengan beragam teknik, seperti tata panggung, tata rias, lampu, adanya alur cerita dan biasanya dipentaskan di teater tertutup, atau dalam bentuk film.
Yang bisa kita golongkan sebagai seni peran modern antara lain adalah drama, teater, sinetron dan film.
D. Pendapat Yang Mengharamkan
Hukum seni peran ini menjadi bahan perbedaan pendapat di antara para ulama. Seni peran ini di mata sebagian kalangan dianggap terlarang dan melanggar beberapa ketentuan syariat.
Namun menurut sebagian ulama yang lain lagi, hukum seni peran tidak selalu harus haram, khususnya apabila beberapa ketentuan dan kriterianya bisa dipatuhi. Bahkan dalam beberapa hal, seni peran ini juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, termasuk dalam pengajaran, sosialisasi, penerangan sampai kepada pesan-pesan dakwah dan moral.
Ada pun hujjah dari kalangan yang mengharamkan seni peran ini antara lain :
1. Seni Peran adalah Dusta
Pada hakikatnya seseorang yang berakting memerankan tokoh orang lain, dia sedang berdusta atau berbohong. Bahkan apa yang dilakukannya, termasuk yang diucapkannya, pada hakikatnya adalah dusta.
Dalam pandangan ulama yang mengharamkan seni peran, memerankan diri menjadi orang lain tidak dibenarkan dalam agama, karena orang lain yang diperankan itu belum tentu bersedia atau menerima. Dan belum tentu penggambaran tentang tokoh yang diperankan itu, betul-betul terjadi secara sesungguhnya.
Selain itu, umumnya para pemeran di dalam teater, drama, atau film, seringkali bermake-up tertentu, atau berkostum tertentu, yang tidak sesuai dengan perilaku dirinya yang sesungguhnya. Maka kostum dan make itu tidak lain hanyalah kepura-puraan belaka. Dan berpura-pura itu adalah dusta.
2. Meniru Tokoh Kafir dan Pendosa
Di dalam seni peran, terkadang ada tokoh-tokoh yang bukan muslim atau orang yang jahat yang dimainkan atau diperankan oleh orang yang muslim dan shalih. Hal ini tentu bertentangan antara kesehariannya dengan apa yang diperankannya.
Menurut mereka yang mengharamkan seni peran, bila ada seorang muslim memerankan tokoh kafir, lalu tokoh mengucapkan hal-hal yang mungkar, atau memperagakan aktifitas yang mungkar seperti minum khamar, berjudi, berkata yang kotor dan keji, bahkan kadang mengucapkan kata-kata yang mengadung penghinaan, cacian, makian atau hujatan kepada Islam, maka meski semua itu hanya pura-pura dan main-main, tetap saja diharamkan.
Apalagi bila pemain itu pasangan suami istri, yang di dalam adegan itu mereka berpura-pura bercerai, dimana suami pura-pura menjatuhkan talak, maka secara hukum syariah, meski judulnya hanya sandiwara dan pura-pura, tetapi hukumnya tetap berlaku. Talaknya tetap jatuh, walau pun hanya ucapan main-main di dalam lakon sebuah film.
3. Sering Meninggalkan Shalat dan Kewajiban
Aktifitas dan kehidupan para aktor dan orang-orang teater serta orang-orang film agak berbeda dengan jadwal kerja yang umumnya dilakukan orang. Sebab sebuah produksi baik pementasan atau pun pembuatan film, biasanya memakan waktu yang panjang dan lama. Aktifitas pengambilan gambar dari film terkadang sampai larut malam, bahkan sampai pagi. Dan hal itu dilakukan setiap hari menghabiskan banyak waktu.
Dan oleh karena itu rawan terjadi biasanya orang-orang yang aktif di teater atau pembuatan film, seringkali meninggalkan shalat wajib lima waktu, karena terlalu asik dan sibuk dengan kegiatannya. Dan hal itu adalah sebuah dosa besar yang merupakan kemunkaran.
Para penontonnya pun seringkali lupa waktu ketika menonton, dan sampai meninggalkan shalat juga.
4. Seni Akting Buatan Orang Kafir
Asal muasal seni peran atau akting ini bukan milik kebudayaan Islam, sehingga sampai hari ini kita tidak menemukan umat Islam memiliki tokoh yang senior di bidang ilmu akting ini. Sejatinya ilmu atau seni peran itu sepanjang zaman dianggap bukan hasil produk dari peradaban Islam, tetapi dari berakar dari kebudayaan bangsa-bangsa di Eropa yang nota bene bukan Islam.
Dan sampai hari ini seni akting itu pun lebih berkembang di Barat ketimbang di negeri-negeri Islam. Panggung teater dan produksi film di dunia didominasi oleh negara-negara non-muslim.
Sehingga seni peran itu boleh dibilang berciri khas sesuatu yang bukan milik bangsa muslim. Dan bila kita mengembangkannya, artinya sama saja kita menyerupai suatu kaum yang bukan pemeluk Islam.
5. Meniru Lawan Jenis
Di dalam seni peran, seorang aktor ditantang untuk bisa memerankan apa saja, termasuk memerangkan tokoh yang berlawan jenisnya dari dirinya sendiri. Seorang laki-laki ditantang untuk bisa memerankan tokoh perempuan, dan sebaliknya seorang perempuan ditantang untuk memerankan tokoh laki-laki.
Dan kedua jenis pemeranan itu nyata-nyata haram, meski pun hanya pura-pura. Justru yang diharamkan dalam hal ini kepura-puraannya. Di syariat Islam, prinsipnya tidak boleh terjadi saling meniru sehingga terjadi tasyabbuh (penyerupaan) antara dua jenis kelamin. Karena tasyabbuh itu kalau dilakukan dengan sengaja, maka dilaknat oleh Rasulullah SAW
Rasulullah SAW melaknat para laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki. (HR. Bukhari)
Al-Mutasyabbih bi an-nisa’ bermakna laki-laki yang berpakaian, berdandan, bermake-up, bergaya, dan berpenampilan layaknya seorang perempuan, sehingga sekilas orang akan menyangka bahwa dirinya memang perempuan.
Sedangkan al-mutasyabihat bi ar-rijal adalah keadaan sebaliknya, yaitu wanita yang berpakaian, berdandan, bermake-up, bergaya, dan berpenampilan layaknya seorang laki-laki, sehingga sekilas orang akan menyangka bahwa dirinya memang laki-laki.
Jadi pada hakikatnya yang diharamkan bukan hanya terbatas pakaian saja, tetapi segala hal yang terkait dengan penampilan, baik tata rias, asesoris pakaian, termasuk juga gerak-gerik dan bahasa tubuh.
Bahkan laki-laki dan perempuan tetap berbeda dalam tata cara bersikap dan berbicara. Maka keharaman penyerupaan antara laki-laki dan perempuan juga termasuk ketika seorang laki-laki meniru gaya perempuan, dan ketika perempuan meniru gaya laki-laki.
Semua itu merupakan hal yang terlarang dengan sangat sehingga beliau SAW sampai harus melaknat pelaku-pelakunya. Dan suatu dosa bila sampai disebut dengan istilah laknat menunjukkan bahwa dosa itu sangat besar dan keluar dari rahmat Allah.
6. Membuka Aurat & Campur-baur Laki dengan Wanita
Mereka yang mengharamkan seni peran mengatakan bahwa dalam aktifitas teater atau produksi film, sulit dihindari adegan yang membuka aurat, baik laki-laki mau pun perempuan. Padahal haram hukumnya seorang perempuan muslimah tampil di panggung dengan aurat terbuka, sementara dia memerankan karakter wanita kafir yang biasanya tampil tidak menutup auratnya.
Di dunia film malah lebih parah lagi, nyaris hampir tidak pernah ada produksi film yang tidak menampilkan adegan seks yang bukan suami istri, baik di dalam film itu atau pun di luar film. Maksudnya, karakter yang mereka mainkan di dalam film itu melakukan hubungan seksual padahal di dalam cerita itu mereka bukan pasangan yang halal. Dan di luar film pun mereka juga bukan suami istri.
Kalau pun di dalam film mereka memerankan tokoh suami istri, dan di luar film mereka betul-betul pasangan suami istri yang sah, tetap saja haram. Sebab adegan seks antara suami istri haram dilakukan di tempat terbuka, apalagi di atas penggung atau di layar film. Suami istri hanya boleh melakukan hal itu di dalam tempat yang tertutup tanpa ada seorang pun yang bisa melihatnya.
E. Pendapat Yang Menghalalkan
Pendapat yang menghalalkan berargumentasi bahwa seni peran bila memang melakukan hal-hal yang disebutkan di atas, hukumnya memang haram. Tetapi seni peran bisa tetap ada dan eksis dengan tidak harus selalu tampil demikian.
Artinya dalam pendapat mereka, bila hal-hal yang terlarang di atas bisa diantisipasi, seperti tetap menjaga waktu-waktu shalat, atau laki-laki tidak memerankan perempuan dan sebaliknya, maka ‘illat keharamannya bisa dihilangkan, tanpa menghilangkan seni perannya yang memang punya dasar di dalam syariah.
1. Tidak Sepenuhnya Dusta
Kalau dikatakan seni peran itu penuh dusta, sekilas memang kelihatannya demikian. Tetapi kalau kita teliti apa makna dan hakikat dari dusta itu sendiri, sebenarnya dusta dalam seni peran boleh dibilang dusta yang tidak seperti dusta pada umumnya.
Mengapa demikian?
Karena dusta di dalam seni peran itu adalah dusta yang diketahui semua orang, dimana semua orang tidak merasa dirugikan sedikit pun dengan dusta itu. Semua penonton tahu bahwa seorang aktor memang sedang memerankan suatu karakter tertentu, dimana dia hanya berpura-pura saja, yang kepura-puraannya itu sama dimengerti dan dipahami oleh semua orang.
Ibarat pemain sulap yang pandai memainkan berbagai trik sulap sehingga mengecoh penonton. Kecepatan gerakannya serta berbagai trik itu pada dasarnya hanya tipuan belaka. Pesulap bukan orang yang melakukan hal-hal yang ghaib, semua masuk akal dan logis, hanya saja semua trik itu disembunyikan sedemikian rupa. Apakah kita akan mengatakan dia telah berdusta?
Jawabnya tentu tidak. Justru orang-orang datang membeli tiket untuk melihat bagaimana diri mereka ‘dibohongi’. Tetapi bohong disini adalah bohong yang mereka sukai, dalam arti mereka tidak merasa dirugikan kalau dibohongi.
2. Meniru Tokoh Kafir
Urusan meniru peran orang kafir yang bertingkah menghina dan mengejek agama Islam, atau melakukan adegan yang terlarang seperti pura-pura mabuk, atau melakukan adegan-adegan yang tidak sesuai dengan akhlaq dan pribadi seorang muslim, memang oleh para ulama banyak diharamkan, walau pun judulnya hanya pura-pura saja.
Memang masalah ini agak rumit, karena kepura-puraan itu seharusnya berbeda jauh dengan aslinya. Maksudnya, orang yang berpura-pura mabuk tentu sama sekali tidak bisa dibilang dia mabuk. Dan orang yang pura-pura menjadi tokoh non muslim seharusnya juga tidak boleh dikatakan dia telah menjadi kafir. Toh semua itu akting belaka, semua orang tahu hal itu.
Akan tetapi bagaimana bila adegan seperti itu dilakukan bukan sebuah kepura-puraan?
Misalnya, peran sebagai tokoh orang kafir itu memang benar-benar dimainkan oleh orang kafir sungguhan. Adegan mabuk yang seandainya tidak boleh dimainkan oleh seorang muslim, dimainkan oleh orang kafir yang mana mereka tidak dilarang minum khamar dan mabuk.
Sumber terkait admin ambil dari
http://www.fiqihkehidupan.com/bab.php?id=271

Police Story

Perampokan Bank S uatu pagi yang cerah dengan titik matahari yang sangat indah di ufuk timur bandung ini, terdengar suara yang mengg...