Sri Sultan Hamengkubuwana I

Sri Sultan Hamengkubuwana I (Bahasa Jawa: Sri Sultan Hamengkubuwono I), (lahir di Kartasura6 Agustus 1717 – meninggal di Yogyakarta24 Maret 1792 pada umur 74 tahun) merupakan pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Yogyakarta yang memerintah tahun 1755 - 1792

Asal-Usul[sunting | sunting sumber]

Nama aslinya adalah Raden Mas Sujana yang setelah dewasa bergelar Pangeran Mangkubumi. Ia merupakan putra Amangkurat IV raja Kasunanan Kartasura yang lahir dari selir bernama Mas Ayu Tejawati pada tanggal 6 Agustus 1717.
Pada tahun 1740 terjadi pemberontakan orang-orang Tionghoa di Batavia yang menyebar sampai ke seluruh Jawa. Pada mulanya, Pakubuwana II (kakak Mangkubumi) mendukung pemberontakan tersebut. Namun, ketika menyaksikan pihak VOC unggul, Pakubuwana II pun berubah pikiran.
Pada tahun 1742 istana Kartasura diserbu kaum pemberontak . Pakubuwana II terpaksa membangun istana baru di Surakarta, sedangkan pemberontakan tersebut akhirnya dapat ditumpas oleh VOC dan Cakraningrat IV dari Madura.
Sisa-sisa pemberontak yang dipimpin oleh Raden Mas Said (keponakan Pakubuwana II dan Mangkubumi) berhasil merebut tanah Sukowati. Pakubuwana II mengumumkan sayembara berhadiah tanah seluas 3.000 cacah untuk siapa saja yang berhasil merebut kembali Sukowati. Mangkubumi dengan berhasil mengusir Mas Said pada tahun 1746, namun ia dihalang-halangi Patih Pringgalaya yang menghasut raja supaya membatalkan perjanjian sayembara.
Datang pula Baron van Imhoff gubernur jenderal VOC yang makin memperkeruh suasana. Ia mendesak Pakubuwana II supaya menyewakan daerah pesisir kepada VOC seharga 20.000 real untuk melunasi hutang keraton terhadap Belanda. Hal ini ditentang Mangkubumi. Akibatnya, terjadilah pertengkaran di mana Baron van Imhoff menghina Mangkubumi di depan umum.
Mangkubumi yang sakit hati meninggalkan Surakarta pada bulan Mei 1746 dan menggabungkan diri dengan Mas Said sebagai pemberontak.Sebagai ikatan gabungan Mangkubumi mengawinkan Mas Said dengan puterinya yaitu Rara Inten atau Gusti Ratu Bendoro.

Geneologis Hamengku Buwana I[sunting | sunting sumber]

Hamengku Buwana I secara geneologis adalah keturunan Brawijaya V baik dari ayahandanya Amangkurat IV maupun dari ibundanya Mas Ayu Tejawati..Dari garis ayahandanya silsilah ke atas yang menyambung sampai Brawijaya V secara umum sudah pada diketahui namun dari pihak ibundanya masih sedikit yang mengungkapkannya. Dari Brawijaya V seorang dari puteranya bernama Jaka Dhalak yang kemudian menurunkan Wasisrowo atau Pangeran Panggung. Pangeran Panggung selanjutnya berputera Pangeran Alas yang memiliki anak bernama Tumenggung Perampilan. Tumenggung Perampilan mengabdikan diri di pajang pada Sultan Hadiwijaya dan ia berputera Kyai Cibkakak di Kepundung jawa Tengah. Selanjutnya Kyai Cibkakak ini menurunkan putra bernama Kyai Resoyuda. dari Resoyuda ini menurunkan putra bernama Ngabehi Hondoroko yang selanjutnya punya anak putri bernama Mas Ayu Tejawati, ibunda Hamengku Buwana I.

Perang Tahta Jawa Ketiga[sunting | sunting sumber]

Perang antara Mangkubumi melawan Pakubuwana II yang didukung VOC disebut para sejarawan sebagai Perang Suksesi Jawa III. Pada tahun 1747 diperkirakan kekuatan Mangkubumi mencapai 13.000 orang prajurit.
Pertempuran demi pertempuran dimenangkan oleh Mangkubumi, misalnya pertempuran di Demak dan Grobogan. Pada akhir tahun 1749Pakubuwana II sakit parah dan merasa kematiannya sudah dekat. Ia pun menyerahkan kedaulatan negara secara penuh kepada VOC sebagai pelindung Surakarta tanggal 11 Desember.
Sementara itu Mangkubumi telah mengangkat diri sebagai raja bergelar Pakubuwana III tanggal 12 Desember di markasnya, sedangkan VOC mengangkat putra Pakubuwana II sebagai Pakubuwana III tanggal 15. Dengan demikian terdapat dua orang Pakubuwana III. Yang satu disebut Susuhunan Surakarta, sedangkan Mangkubumi disebut Susuhunan Kebanaran, karena bermarkas di desa Kebanaran di daerah Mataram.
Perang kembali berlanjut. Pertempuran besar terjadi di tepi Sungai Bogowonto tahun 1751 di mana Mangkubumi menghancurkan pasukan VOC yang dipimpin Kapten de Clerck. Orang Jawa menyebutnya Kapten Klerek.

Berbagi Wilayah Kekuasaan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1752 Mangkubumi dengan Raden Mas Said terjadi perselisihan.Perselisihan ini berfokus pada keunggulan supremasi Tunggal atas Mataram yang tidak terbagi.Dalam jajak pendapat dan pemungutan suara dukungan kepada Raden Mas Said oleh kalangan elite Jawa dan tokoh tokoh Mataram mencapai suara yang bulat mengalahkan dukungan dan pilihan kepada Mangkubumi.Dalam dukungan elite Jawa menemui fakta kalah dengan Raden Mas Said maka Mangkubumi menggunakan kekuatan bersenjata untuk mengalahkan Raden Mas Said tetapi Mangkubumi menemui kegagalan.Raden Mas Said kuat dalam dukungan-pilihan oleh elite Jawa dan juga kuat dalam kekuatan bersenjata.Mangkubumi bahkan menerima kekalahan yang sangat telak dari menantunya yaitu Raden Mas Said.Akibat kekalahan yang telak Mangkubumi kemudian menemui VOC menawarkan untuk bergabung dan bertiga dengan Paku Buwono III sepakat menghadapi Raden Mas Said.
Tawaran Mangkubumi untuk bergabung mengalahkan Raden Mas Said akhirnya diterima VOC tahun 1754. Pihak VOC diwakili Nicolaas Hartingh, yang menjabat gubernur wilayah pesisir utara Jawa. Sebagai perantara adalah Syaikh Ibrahim, seorang Turki. Perudingan-perundingan dengan Mangkubumi mencapai kesepakatan, Mangkubumi bertemu Hartingh secara langsung pada bulan September 1754.
Perundingan dengan Hartingh mencapai kesepakatan. Mangkubumi mendapatkan setengah wilayah kerajaan Pakubuwana III, sedangkan ia merelakan daerah pesisir disewa VOC seharga 20.000 real dengan kesepakatan 20.000 real dibagi dua;10.000 real untuk dirinya Mangkubumi dan 10.000 real untuk Pakubuwono III.
Akhirnya pada tanggal 13 Februari 1755 dilakukan penandatanganan naskah Perjanjian Giyanti yang mengakui Mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwana I. Wilayah kerajaan yang dipimpin Pakubuwana III dibelah menjadi dua. Hamengkubuwana I mendapat setengah bagian.Perjanjian Giyanti ini juga merupakan perjanjian persekutuan baru antara pemberontak kelompok Mangkubumi bergabung dengan Pakubuwono III dan VOC menjadi persekutuan untuk melenyapkan pemberontak kelompok Raden Mas Said.
Bergabungnya Mangkubumi dengan VOC dan Paku Buwono III adalah permulaan menuju kesepakatan pembagian Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Dari persekutuan ini dapat dipertanyakan; Mengapa Mangkubumi bersedia membagi Kerajaan Mataram sedangkan persellisihan dengan menantunya Raden Mas Said berpangkal pada supremasi kedaulatan Mataram yang tunggal dan tidak terbagi? Dari pihak VOC langsung dapat dibaca bahwa dengan pembagian Mataram menjadikan VOC keberadaannya di wilayah Mataram tetap dapat dipertahankan. VOC mendapat keuntungan dengan pembagian Mataram.

Mendirikan Yogyakarta[sunting | sunting sumber]

Sejak Perjanjian Giyanti wilayah kerajaan Mataram dibagi menjadi dua. Pakubuwana III tetap menjadi raja di SurakartaMangkubumi dengan gelar Sultan Hamengkubuwana I menjadi raja di Yogyakarta.Mangkubumi sekarang sudah memiliki kekuasaan dan menjadi Raja maka tinggal kerajaan tempat untuk memerintah belum dimilikinya.Untuk mendirikan Keraton/Istana Mangkubumi kepada VOC mengajukan uang persekot sewa pantai utara Jawa tetapi VOC saat itu belum memiliki yang diminta oleh Mangkubumi.
Pada bulan April 1755 Hamengkubuwana I memutuskan untuk membuka Hutan Pabringan sebagai ibu kota Kerajaan yang menjadi bagian kekuasaannya . Sebelumnya, di hutan tersebut pernah terdapat pesanggrahan bernama Ngayogya sebagai tempat peristirahatan saat mengantar jenazah dari Surakarta menuju Imogiri. Oleh karena itu, ibu kota baru dari Kerajaan yang menjadi bagiannya tersebut pun diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat, atau disingkat Yogyakarta.
Sejak tanggal 7 Oktober 1756 Hamengkubuwana I pindah dari Kebanaran menuju Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu nama Yogyakarta sebagai ibu kota kerajaannya menjadi lebih populer. Kerajaan yang dipimpin oleh Hamengkubuwana I kemudian lebih terkenal dengan nama Kesultanan Yogyakarta.

Usaha Menaklukkan Surakarta[sunting | sunting sumber]

Hamengkubuwana I meskipun telah berjanji damai namun tetap saja berusaha ingin mengembalikan kerajaan warisan Sultan Agung menjadi utuh kembali. Surakarta memang dipimpin Pakubuwana III yang lemah namun mendapat perlindungan Belanda sehingga niat Hamengkubuwana I sulit diwujudkan, apalagi masih ada kekuatan ketiga yaitu Mangkunegoro I yang juga tidak senang dengan Kerajaan yang terpecah, sehingga cita cita menyatukan kembali Mataram yang utuh bukan monopoli seorang saja.
Pada tahun 1788 Pakubuwana IV naik takhta. Ia merupakan raja yang jauh lebih cakap daripada ayahnya. Paku Buwono IV sebagai penguasa memiliki kesamaan dengan Hamengku Buwono I.Paku Buwono IV juga ingin mengembalikan keutuhan Mataram.Dalam langkah politiknya Paku Buwono IV mengabaikan Yogyakarta dengan mengangkat saudaranya menjadi Pangeran Mangkubumi, hal yang menyebabkan ketegangan dengan Hamengku Buwono I.Setelah pengangkatan saudaranya menjadi Pangeran, Paku Buwono IV juga tidak mengakui hak waris tahta putra Mahkota di Yogyakarta. Pihak VOC resah menghadapi raja baru tersebut karena ancaman perang terbuka bisa menyebabkan keuangan VOC terkuras kembali.
Paku Buwono IV mengambil langkah konfrontatif dengan Yogyakarta dengan tidak mau mencabut nama "Mangkubumi" untuk saudaranya.Memang dalam Perjanjian Giyanti tidak diatur secara permanen soal suksesi Kasultanan Yogyakarta, sehingga sikap konfrontatif Paku Buwono IV ini dapat dimengerti bahwa penguasa Surakarta memahami tanggung Jawab Kerajaan.
Sikap konfrontatif Paku Buwono IV ini beriring dengan munculnya penasihat penasihat spiritual yang beraliran keagamaan dan ini yang meresahkan VOC dan dua penguasa lainnya, karena ancaman perang yang meluluh lantahkan Jawa bisa terulang kembali.
Pada tahun 1790 Hamengkubuwana I dan Mangkunegara I (alias Mas Said) kembali bekerja sama untuk pertama kalinya sejak zaman pemberontakan dulu. Mereka bersama VOC bergerak mengepung Pakubuwana IV di Surakarta karena Paku Buwono IV memiliki penasihat penasihat Spiritual yang membuat khawatir VOCPakubuwana IV akhirnya menyerah untuk membiarkan penasihat penasihat spiritualnya dibubarkan oleh VOC.Ini adalah kerja sama dalam kepentingan yang sama yaitu mencegah bersatunya penasihat spiritual dengan golongan Ningrat yang merupakan ancaman potensial pemberontakan kembali.
Hamengkubuwana I pernah berupaya agar putranya dikawinkan dengan putri Paku Buwono III raja Surakarta dengan tujuan untuk bersatunya kembali Mataram namun gagal. Pakubuwana IV yang merupakan waris dari Paku Buwono III lahir untuk menggantikan ayahnya.

Sebagai Pahlawan Nasional[sunting | sunting sumber]

Hamengkubuwana I meninggal dunia tanggal 24 Maret 1792. Kedudukannya sebagai raja Yogyakarta digantikan putranya yang bergelar Hamengkubuwana II.
Hamengkubuwana I adalah peletak dasar-dasar Kesultanan Yogyakarta. Ia dianggap sebagai raja terbesar dari keluarga Mataram sejak Sultan AgungYogyakarta memang negeri baru namun kebesarannya waktu itu telah berhasil mengungguli Surakarta. Angkatan perangnya bahkan lebih besar daripada jumlah tentara VOC di Jawa.
Hamengkubuwana I tidak hanya seorang raja bijaksana yang ahli dalam strategi berperang, namun juga seorang pecinta keindahan. Karya arsitektur pada jamannya yang monumental adalah Taman Sari Keraton Yogyakarta.Taman Sari di rancang oleh orang berkebangsaan Portugis yang terdampar di laut selatan dan menjadi ahli bangunan Kasultanan dengan nama Jawa Demang Tegis.
Meskipun permusuhannya dengan Belanda berakhir damai namun bukan berarti ia berhenti membenci bangsa asing tersebut. Hamengkubuwana I pernah mencoba memperlambat keinginan Belanda untuk mendirikan sebuah benteng di lingkungan keraton Yogyakarta. Ia juga berusaha keras menghalangi pihak VOC untuk ikut campur dalam urusan pemerintahannya. Pihak Belanda sendiri mengakui bahwa perang melawan pemberontakan Pangeran Mangkubumi adalah perang terberat yang pernah dihadapi VOC di Jawa (sejak 1619 - 1799).
Rasa benci Hamengkubuwana I terhadap penjajah asing ini kemudian diwariskan kepada Hamengkubuwana II, raja selanjutnya. Maka, tidaklah berlebihan jika pemerintah Republik Indonesia menetapkan Sultan Hamengkubuwana I sebagai pahlawan nasional pada tanggal 10 November 2006 beberapa bulan sesudah gempa melanda wilayah Yogyakarta. [1]

Cara Memasang Audio Mobil

Perangkat audio mobil yang ada di dalam kendaraan dikategorikan menjadi sound system mobil. Perangkat ini dimulai dari Player yang ada di dashboard mobil hingga ke bagian bagasi belakang mobil atau jok mobil. Driver Tweeter banyak ditempatkan di posisi kiri dan kanan dashboard. Sound system mobil terdahulu hanya dilengkaai dengan pemutar kaset pita saja, dan driver speaker yang ditempatkan pada daun pintu mobil. 

Modifikasi Audio Mobil

Sekarang dengan kemajuan teknologi maka sound mobil ini dilengkapi dengan penggunaan Power Amplifier dan Speaker canggih. Kita dapat melakukan modifikasi audio mobil kita dengan penambahan peralatan tambahan guna meningkatkan daya power Amplifier dan box audio mobil terutama speaker yang lebih berdentum keras. Diibaratkan sound panggung berjalan.

Pada mobil-mobil tertentu sudah dilengkapi dengan fasilitas perangkat Player dengan layar display yang canggih dengan pemilihan menu-menu yang terhubung ke bagian stir mobil dan atau menggunakan remote. Kapasitas powernya pun berdaya cukup besar.

Power Audio Mobil

Anda dapat memasang elektrolyte capacitor dengan nilai yang besar agar battery mobil anda tidak ngedrop karena terhisap oleh arus Power audio mobil berupa Power Ampli yang bertenaga besar. Harga capasitor bank audio mobil ini tidak terlalu mahal dan anda juga dapat membuatnya sendiri. Cuma Elco tertentu ada juga yang harganya mahal.
Jadi, walaupun kita tak memilki mobil yang mahal dan canggih namun kita dapat merubah sistim instalais dan peralatan sound mobil menjadi lebih modern dan bersuara dasyat.

Cara Pasang Power Audio Mobil

Halaman ini juga mengupas cara pasang power mobil dan aksesoris lain yang mendukung guna mendapatkan dentuman musik yang keras. Penggunaan kabel juga harus mendukung guna mendapatkan fase dan output suara yang benar. Kabel audio mobil ini berhubungan untuk mengkoneksikan sinyal diantara Player yang ada di dashboard dengan power di bagian bagasi mobil bagian belakang.

Merk Audio Mobil Terbaik

Merk audio mobil terbagus memang telah diinstalasi oleh pabrik pembuat mobil. Namun bila tak suka dengan hasil suaranya, maka anda dapat melakukan modifikasi dengan mengganti Power Ampli dan Speaker beserta box.

Kehandalan Power Ampli Class H

Kehandalan Profesional Power Amplifier Class H - Merakit Power Ampli Class H. Saya jarang merakit Power Amplifier untuk sound system saya. Pada waktu senggang saya datang pada teman saya yang memiliki rental sound system dan dia memperlihatkan Power Amplifier class H yang baru dia buat (rakit) lalu mengetes Power Amp dengan 4 buah speaker dengan kondisi 4 ohm. Kudengar tiada suara noise di speaker. Kemudian dia memasukkan audio dari ponsel menggunakan jack RCA (tanpa menggunakan Mixer) dengan Level penuh. Kudengar hentakan audio yang membahana terdengar di speaker 4 x 12 inchi. menurut saya Power Amplifier Class H ini bagus bermain pada nada Bass (Low) atau cukup bagus bila dipergunakan untuk mendorong Sub woofer Speaker atau bisa juga untuk monitor Speaker dengan sistim pasif.
Profesional Power Amplifier Class H
Power Amplifier dengan memakai penguatan sistem class H memiliki kemampuan dan kehandalan tersendiri, efisiensi dengan daya output yang cukup besar. Power Amplifier ini mampu bekerja dengan aman pada range audio nada rendah hingga pada deef bass (sub woofer), cukup untuk mendorong 4 buah drive speaker dengan keluaran daya 1000 watt pada masing-masing channel. Power Amplifier ini memakai supplai listrik dengan trafo toroid 4 KVA ct 60 VAC pada medium voltagenya, dan 120 VAC pada high voltagenya. Pada bagian Regulator Power Supply menggunakan 12 buah Electrolyte Condensator yang berkualitas. Sistem kelistrikan dengan memfungsikan Auto Soft Start agar listrik rumah tidak mengalami drop listrik saat alat ini dihidupkan.

Power Amp ini dilengkapi dengan  protector speaker. Pada bagian indikator dilengkapi dengan protect indicator, indicator audio clip, serta signal input yang membuat power Ampli ini mudah dalam pengontrolan visual.

Sistem masukan balance perkabelan yang bagus dan grounding yang tepat membuat power ini terdengar tenang pada nada desis atau terdengar jernih.
Cobalah kalau anda berminat untuk merakit power ini, dan dengarkan kedahsyatan suara yang dikeluarkan pada peralatan sound system ini.

Baca juga halaman saya yang berjudul Mixer sound system
Terimakasih sudah berada pada halaman situs ini tentang teknik setting sound system.

Sampai jumpa pada pertemuan mendatang.

sumber
http://tehnik-dasar-soundsystem.blogspot.co.id/2016/06/profesional-power-amplifier-classh.html

Bagindo Aziz Chan

Bagindo Aziz Chan (lahir di Padang30 September 1910 – meninggal di Padang, 19 Juli 1947 pada umur 36 tahun) merupakan Wali Kota Padang kedua setelah kemerdekaan, yang dilantik pada tanggal 15 Agustus 1946 menggantikan Mr. Abubakar Jaar.[1] Ia meninggal dalam usia 36 tahun setelah terlibat dalam sebuah pertempuran melawan Belanda. Jasadnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Bukittinggi. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia telah disematkan kepadanya pada 9 November 2005.[2]

Perjuangan[sunting | sunting sumber]

Di tengah situasi pasca-kedatangan Sekutu di Padang pada 10 Oktober 1945, ia menolak tunduk terhadap kekuatan militer Belanda yang berada di belakang tentara Sekutu.[3] Ia terus melakukan perlawanan dengan menerbitkan surat kabar perjuangan yang bernama Republik Indonesia Jaya, bahkan turun langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai akhirnya meninggal pada tanggal 19 Juli 1947.[4] Menurut hasil visum (yang dilakukan di Rumah Sakit Tentara Dr. ReksodiwiryoGanting sekarang), ia meninggal karena terkena benda tumpul dan terdapat tiga bekas tembakan di wajahnya.

Pendidikan dan karier[sunting | sunting sumber]

Lahir pada 30 September 1910, Bagindo Aziz Chan mengenyam pendidikan HIS di Padang, MULO di Surabaya, dan AMS di Batavia. Tamat dari AMS dan sempat dua tahun duduk di Rechtshoogeschool te Batavia (RHS), ia sempat membuka praktik pengacara dan aktif di beberapa organisasi, di antaranya sebagai anggota pengurus Jong Islamieten Bond di bawah pimpinan Agus Salim. Kembali ke kampung halamannya pada tahun 1935, ia mengabdi sebagai guru di beberapa sekolah di Padang dan berkali-kali pindah mengajar ke luar kota. Ia sempat aktif di Persatuan Muslim Indonesia (Permi) sampai organisasi itu dibubarkan pada tahun 1937. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia ditunjuk sebagai Wakil Wali Kota Padang pada 24 Januari 1946 dan pada 15 Agustus 1946 dilantik sebagai wali kota menggantikan Mr. Abubakar Jaar, yang pindah tugas menjadi residen di Sumatera Utara.

Penghormatan[sunting | sunting sumber]

Untuk menghormati jasa-jasa dan pengorbanannya, nama Bagindo Aziz Chan diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota, seperti Padang dan Bukittinggi. Di Padang, sebuah monumen berbentuk kepalan tinju didirikan di persimpangan Jalan Gajah Mada dan Jalan Jhoni AnwarKampung OloNanggalo. Meskipun diresmikan sebagai Monumen Bagindo Aziz Chan oleh Wali Kota Padang Syahrul Ujud pada 19 Juli 1983, monumen ini berikut persimpangan lebih dikenal sebagai tugu Simpang Tinju. Monumen lainnya, terletak di Taman Melati dalam kompleks Museum Adityawarman, hasil karya pelukis Wisran Hadi dan pemahat Arby Samah.

sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/Bagindo_Aziz_Chan

Kisah Pribadi Admin.

Dahulu kala menghirup udara pagi yang itu sudah biasa, di zaman sekarang embun yang biasa tersimpan pada dedaunan lama kelamaan akan segera hilang di karenakan adanya asap pabrik, asap kendaraan bermotor, pembuangan sampah, limbah dari pipa-pipa pembuangan yang ada di perumahan, maaf itu semua tidak termasuk dalam kisah yang admin akan tulis di sini.
Admin ingin berbagi sedikit kisah entah itu bisa di bilang lucu atau bisa juga di sebut sebagai stand up komedi atau apalah itu. Begini ceritanya pada suatu hari tepatnya sekitar pukul 10:30 Waktu Indonesia Barat admin sedang berada di Stasiun Jakarta Kota untuk membeli keperluan bengkel speaker yang pada saat itu admin kelola, sebelum admin tiba pada stasiun yang sudah admin sebutkan tadi, tepatnya di dalam sebuah angkutan umum ya sebut saja kereta api, penuh sesak dan bau keringat dari orang-orang yang bertujuan ingin mencari sesuap nasi, belajar atau apalah itu tujuan dari orang-orang tersebut admin tidak mungkin sebutkan satu-satu mungkin kalau admin sebutkan satu-satu ada yang ada yang berpikir negatif atau bisa memikirkan masalah-masalah pribadi masing-masing mungkin akan panjang, hihihi…
Nah kembali lagi pada kisah admin, setelah admin turun dari kereta api yang admin tumpangi tadi admin hanya bertujuan untuk mengambil pesanan speaker di pasar elektronik di Jakarta Kota tepat orang-orang menyebutnya pasar Glodok. pada saat itu admin tidak mengira jikalau berat speaker itu hingga 30 kilogram, setelah tiba di salah satu toko yang menjual produk speaker yang admin akan bawa, mereka pun sudah mulai sibuk untuk mencari kekurangan-kekurangan speaker pesanan yang admin akan bawa ke stasiun Cilebut Depok.
Setelah beberapa jam menunggu tepatnya pukul 16:30 Waktu Indonesia Barat, admin pun pulang dengan mengangkat speaker-speaker tadi menuju Stasiun Jakarta Kota, karena admin terlalu lelah mengangkat speaker hingga beratnya 30 kilogram admin tidak sengaja ketiduran di dalam kereta api yang kondisi kereta api pada saat itu lowong atau bisa di sebut sepi sedangkan speaker yang admin bawa, admin taruh dekat dengan kaki admin, mungkin pada saat admin ketiduran karena terlalu lelah menunggu dan mengangkat speaker tadi. sedangkan goncangan kereta api juga terlalu cepat dan keras, speaker yang admin taruh dekat dengan kaki admin, itu bergulir sendiri hingga admin sadar akan speaker yang admin taruh tadi tidak ada di sebelah kaki admin, nah pertanyaannya kemana kah speaker itu berjalan atau bergulir? Jawabannya simak cerita pada paragraph berikutnya ya….
Speaker itu ternyata sudah berada dekat dengan pintu keluar masuk untuk orang yang ingin naik ke dalam kereta api tersebut, sedangkan tempat duduk admin berjarak satu meter dari pintu keluar masuk tersebut. Admin pun tersadar dan dengan reflek admin menarik tali yang di lilitkan pada kardus speaker, itu terjadi pada saat kereta api sudah sampai di stasiun Depok Baru, beberapa menit kemudian tibalah admin di Stasiun Cilebut Depok. Dengan tergopoh-gopoh admin mengangkat speaker naik angkutan umum ke dua yang orang-orang sering menyebutnya dengan mobil angkot. Di dalam angkutan umum ke dua masih menunggu untuk angkutan tersebut penuh dengan penumpang.
Beberapa menit berlalu tepatnya pukul 18:30 Waktu Indonesia Barat angkot mulai di nyalakan, setibanya admin di depan Komplek Bogor Raya Permai, dengan meneriaki angkutan umum atau ojek, ojek pun menghampiri admin untuk mengantar admin sampai ke depan rumah. Sesampainya, admin di depan rumah admin bergegas dengan menaiki tangga satu persatu dengan mengangkat speaker yang admin bawa. Setiba di atas admin menghadap pada bos, bos yang super-duper sibuk, yaitu bapaknya admin sendiri, sesudah laporan bukannya dia menyambut dengan senyuman, woalah ternyata dia lebih mementingkan konsumen, untung saja admin tidak menceritakan hal-hal yang barusan admin ceritakan, seandainya admin ceritakan mungkin dia bakal marah lebih lama lagi….hehehehehe…

Sekian dulu cerita ini admin berikan, mungkin sampai detik ini admin masih menutup-nutupi cerita ini. Pesan yang bisa di ambil silahkan tulis pada kolom komentar ya, pesan terakhir admin, mohon jangan di tiru, ini Cuma sebuah kisah…

Police Story

Perampokan Bank S uatu pagi yang cerah dengan titik matahari yang sangat indah di ufuk timur bandung ini, terdengar suara yang mengg...